Kamis, 19 April 2012

Pentingnya Pelaksanaan Program Pembinaan Remaja Masjid




Sejak peradaban manusia muncul sampai sekarang remaja selalu menjadi pusat perhatian berbagai komponen masyarakat seperti orang tua, organisasi, agama, dan masyarakat umum. Bahkan, oleh pemerintah dalam hal ini Bangsa dan Negara tidak segan-segan mengeluarkan sejumlah anggaran besar untuk mengurus berbagai hal tentang remaja. “Besarnya perhatian berbagai kalangan tentang remaja disebabkan oleh banyaknya harapan dan potensi yang diinginkan oleh berbagai komponen masyarakat, termasuk pemerintah pada diri remaja” menurut Monks, (2001: 8).
Di antara harapan termasuk yaitu remaja diharapkan menjadi anak yang berbakti dan pahlawan keluarga oleh orang tua, menjadi anak  yang cerdas (intelek) dan bermoral oleh pendidik, menjadi orang yang beriman dan bertaqwa serta berahlak mulia oleh agama, menjadi calon pemimpin dalam organisasi, dan menjadi pencipta kedamaian dan ketertiban oleh masyarakat umum. Sedangkan harapan bagi bangsa dan negara adalah pelanjut pembangunan bangsa ke depan yang berkualitas, kontrol sosial agen perubahan, atau pelopor dan pelaksana kegiatan yang berbasis kemasyarakatan dan umat.
Perwujudan keseluruhan harapan tersebut di atas, mustahil tercapai  dengan sendirinya, perlu ada langkah-langkah strategi guna mewujudkannya. Upaya-upaya yang dilakukan selama ini misalnya, menekankan pembinaan remaja di lingkungan keluarga dan melalui pendidikan formal (sekolah). Di samping itu, pemerintah juga giat mengadakan seminar atau pelatihan mengenai remaja dan membentuk organisasi remaja di bawah naungan instansi tertentu. Demikian pula masyarakat umum membentuk berbagai macam lembaga atau organisasi pemuda, baik yang berciri sosial kemasyarakatan, pendidikan, politik, maupun lembaga pemuda yang bercirikan aliran tertentu.
Semua kegiatan atau organisasi ini setidaknya memberikan kontribusi yang banyak dalam mewujudkan harapan berbagai komponen masyarakat dan pemerintah terhadap  diri remaja, atau  minimal menjadi wadah bagi remaja untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Selain itu, adanya kegiatan atau organisasi remaja tersebut menurut Toputri, (2004:) mampu menggali potensi remaja menjadi remaja kreatif, inovatif tidak berperilaku menyimpang seperti  tawuran, seks bebas, pengguna obat-obat terlarang, premanisme, dan hura-hura.
Berdasarkan hal di atas tampak bahwa selama ini pembinaan remaja dari berbagai sisi masih kurang efektif. Hal tersebut tampak pada kurang maksimal dan variatifnya bentuk pembinaan yang dilaksanakan organisasi  remaja. Kurang  maksimal yang dimaksud di sini adalah suatu kegiatan pembinaan seperti pelatihan dasar organisasi dan kepemimpinan, dilakukan hanya sebatas teori yang tidak ada lanjutannya yang aplikatif. Inilah yang disinyalir oleh Palengjahu (1997) “yang menyatakan kurang maksimalnya pembinaan remaja diukur dari out putnya yang kurang tampak pada diri remaja setelah diadakan program pembinaan”. Adapun kurang inovatif maksudnya, organisasi pembinaan remaja yang dilakukan terobosan-terobosan baru yang teruji mampu membina remaja dengan baik.  Salah satu contoh yang diperkenalkan Monks (2001) yang dipandang sebagai terobosan baru adalah memadukan teori dan simulasi terbatas dalam program pembinaan remaja.
Organisasi remaja yang dipandang mampu mewujudkan harapan berbagai komponen masyarakat, termasuk bangra terhadap remaja adalah remaja masjid. Melalui organisasi ini  dilakukan aneka kegiatan atau program kerja yang tidak hanya berorientasi keagamaan (Islam), tetapi juga hal-hal sosial kemasyarakatan. Sebagai sebuah wadah pembinaan remaja, remaja masjid memiliki ciri khas atau keunikan yang jarang didapatkan di organisasi bersifat umum. Organisasi ini menggabungkan antara penanaman nilai-nilai Agama Islam (ibadah) dengan kegiatan sosial kemasyarakatan (muamalah). Contohnya, baca tulis Al-Qur’an, kajian seputar agama Islam, latihan dasar kepemimpinan, bakti sosial, seminar, dan  pelatihan tentang masalah remaja, atau lomba lagu qasidah.
Remaja masjid sering juga mengadakan kegiatan kajian-kajian untuk memperluas kegiatan umum, keterampilan dasar seperti kursus-kursus keterampilan memperbaiki standar.hidup, dan pengenalan terhadap produk-produk teknologi. Selain itu, kegiatan organisasi remaja masjid ini independen, artinya tidak terikat oleh organisasi politik, aliran-aliran tertentu, apalagi status sosial. Beberapa ciri khas ini menunjukkan bahwa remaja masjid murni mengembang pembentukan remaja  yang berkualitas, baik dari segi aqidah serta mengarahkan remaja  berwawasan luas dan mempunyai keterampilan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar